A. Uraian Pekerjaan
Pasangan batu bata atau kita sebut saja pasangan bata merupakan pekerjaan yang selalu terdapat dalam suatu bangunan baik bangunan rumah tinggal maupun gedung untuk kegiatan perkantoran dan komersial. Pasangan bata ibaratnya adalah daging yang membungkus semua tulang pada struktur konstruksi bangunan. Ada juga sebagian konstruksi selain bangunan yang menggunakan pasangan bata, seperti saluran, box planter, pagar dan lain-lain.
Pada kesempatan kali ini, kita fokus pada pembahasan pekerjaan pasangan bata pada bangunan rumah atau gedung untuk berbagai kegiatan saja. Material bata untuk pekerjaan dinding memiliki banyak jenis dan spesifikasinya. Namun secara umum, kita mengenal 3 kelompok besar jenis bata yang meliputi:
1. Bata merah
Bata merah merupakan material pembentuk dinding yang paling sering digunakan. Bahkan jenis material ini sudah digunakan sejak zaman dahulu, jauh sebelum konstruksi mengenal material semen. Disebut bata merah, karena umumnya dibuat dari tanah yang berwarna merah, meskipun juga ada yang berwarna agak putih atau warna jingga sampai agak kecoklatan. Bahan alami pembentuk bata merah adalah tanah liat yang dibentuk atau dicetak dan dilakukan pemanasan atau pembakaran.
Bata merah memiliki berbagai jenis varian yang tergantung pada bentuk dan proses pengolahannya:
a. Bata merah biasa atau bata merah kampung
Pembuatan bata merah ini masih menggunakan teknik secara manual dan tradisional. Soal kekuatan tidak perlu diragukan lagi, jika teknik pembakarannya dilakukan dengan metode tradisional yang turun temurun. Bata merah ini pun merupakan jenis bahan pasangan dinding yang paling murah. Hanya saja bata merah ini memiliki ukuran dan bentuk yang kurang standar karena proses pembuatannya yang manual. Secara umum bata merah ini memiliki ukuran 20 cm x10 cm x 5.5 cm, 18 cm x 10 cm x 5 cm, dan berbagai ukuran lainnya yang lebih besar atau kecil dengan selisih yang tidak terlalu jauh. Selain masalah ukuran, kapasitas produksi juga terbatas karena proses pembakaran yang memerlukan waktu yang cukup lama.
b. Bata merah ekspos
Jenis bata merah ini sudah menggunakan metode dan pemakaian alat yang meskipun sederhana, namun dapat menghasilkan standar mutu dan ukuran yang baik. Tekstur permukaan bata merah ini biasanya sangat halus dan memiliki pinggiran yang rapi. Proses pembakaran umumnya telah menggunakan oven. Karena kualitasnya yang bagus, maka dinding dengan pasangan bata jenis ini seringkali tidak diplester lagi dan dibiarkan terlihat alami (ekspos). Ada juga yang sering melapisnya langsung dengan lapisan coating untuk batu alam. Ukuran bata merah expos pun bervariasi dari yang berukuran 23 cm x11.5 cm x 6 cm, 21 cm x 10 cm x 5.5 cm dan 19 cm x 9 cm x 5 cm, dengan toleransi antara 2 mm sampai dengan 6 mm.
c. Bata merah press mesin
Bata ini merupakan produk dari industri yang sebagian besar prosesnya menggunakan mesin. Penggunaan teknologi dan mesin ini tentu menyebabkan harga bata ini menjadi paling mahal dari varian lainnya. Namun untuk kualitas yaitu permukaan dan kekuatannya jelas yang paling baik di kelasnya. Bata merah press ini juga dapat daoat dibuat berbagai bentuk seperti halnya genteng tanah/keramik. Berbagai jenis ukuran pun tersedia dan memiliki profil atau alur pada permukaan batanya. Kelebihan lainnya adalah kapasitas produksi yang sangat besar.
2. Batako
Batako adalah material pembentuk dinding yang dibuat dari campuran pasir dan semen. Bahkan ada jenis tertentu yang menggunakan agregat yang ukurannya lebih lesar dari pasir seperti lazimnya. Batako pun terdiri dari beberapa varian ukuran dan modelnya ada yang berlubang dan ada yang masif / padat. Batako yang ada di pasaran berukuran 38 cm x 18 cm x 8 cm, 35 cm x 16 cm x 7 cm, 30 cm x 14 cm x 7 cm dan ukuran lainnya dengan sedikit perbedaan sesuai dengan harganya. Dari kekuatannya, batako dapat dibedakan menjadi:
a.
Batako
biasa, yaitu batako yang dibuat dengan cetakan manual biasa dan kebanyakan
berlubang
b.
Batako
masif, yaitu batako yang dibuat dengan cetakan manual biasa dan tidak berlubang
c.
Batako
press, yaitu batako yang dibuat dengan cetakan mesin press dan umumnya
berlubang Biaya untuk pekerjaan dinding pasangan batako paling murah
dibandingkan dengan penggunaan bahan lainnya. Jika dibandingkan dengan bata
merah, pekerjaan dinding yang menggunakan batako akan lebih cepat selesai.
3. Bata ringan
Bata ringan atau sering disebut hebel adalah bata yang terbuat dari campuran bahan semen, batu kapur, pasir silika, gypsum, bubuk aluminium dan air. Hebel memiliki ukuran yang paling besar dari semua material yang ada, yaiitu berukuran 60 cm x 20 cm dengan banyak varian ketebalan. Bahkan saat ini, ada produsen yang memproduksi hebel jumbo berukuran 40x60 (cm). Ketebalan hebel dimulai dari 7.5, 10, 12.5, 15, sampai ketebalan 20 cm.
Bata ringan atau hebel memiliki kelebihan yang paling menonjol sesuai sebutannya yaitu sangat ringan untuk volume yang sama dibandingkan material lainnya. Meskipun demikian kekuatannya juga bagus serta kedap air dan suara. Pekerjaannya sangat mudah dan cepat karena berukuran besar dan hanya menggunakan perekat semen yang ditambah cairan perekat atau zat perekat khusus yang tersedia, tanpa adukan mortar. Tentu saja dengan berbagai kelebihan yang dimiliki, bata ringan ini memiliki kelemahan yaitu harganya yang mahal.
B. Standar mutu pekerjaan
Pada suatu pekerjaan, selain faktor biaya dan kecepatan, faktor kualitas pekerjaan juga menjadi target yang tidak boleh dilupakan. Pekerjaan yang cepat dengan biaya yang murah tidak akan berarti bila kualitas pekerjaan tidak sesuai dengan harapan. Terkait dengan pekerjaan dinding pasangan bata, maka hal terpenting secara umum yang perlu dikendalikan meliputi:
1.
Keterikatan
antara pasangan bata dengan struktur pada bangunan, seperti stek pada kolom
struktur, balok struktur, sloof dan kolom atau balok praktis.
2.
Pola
susunan dan kuncian (interlocking) pada susunan bata
3.
Kelurusan
secara horizontal dan vertikal pada pasangan bata
4.
Kerataan
bidang permukaan pasangan bata (termasuk spasinya)
5. Campuran, adukan dan kecukupan perekat pada spasi bata
C. Faktor pengaruh produktivitas
Dalam pekerjaan dinding yaitu pada komponen pasangan bata, sebenarnya berapa volume pekerjaan yang dapat diselesaikan oleh sepasang pekerja setiap haari selama 8 jam kerja normal? Tentu saja kita masing-masing akan memberikan jawaban yang berbeda-beda. Jawaban yang diberikan tentu berdasarkan pengamatan secara subjektif pada tukang batu dan pembantunya yang berbeda dalam proyek yang berbeda juga.Material yang dipakai bisa sama bisa tidak, termasuk jenis proyeknya. Hal inilah yang disebut dengan variabel pengaruh, yang pada dasarnya ada yang dominan dan ada juga yang kecil pengaruhnya terhadap efisiensi pekerjaan.
Jika ada variabel yang sulit
untuk ditentukan determinasinya, maka perlu dilakukan penyederhanaan dengan
generalisasi. Pada data kuantitatif dalam statistik, kita dapat mengambil nilai
rata-rata untuk keterwakilan pengaruhnya. Berdasarkan pengambilan data lapangan
yang dilakukan berulang kali dan diuji validitas kriterianya, telah diperoleh volume
kapasitas rata-rata pekerjaan pasangan bata pada material yang berbeda yaitu:
bata merah, bataco dan bata ringan.
Dengan menentukan nilai
kapasitas rata-rata berdasarkan data statistik di lapangan, berarti variabel
yang telah terwakili meliputi:
1.
Pekerja
yang berbeda (keahlian, motivasi bekerja, volume hasil pekerjaan)
2.
Metode
pelaksanaan pekerjaan yang berbeda (efektifitas & efisiensi)
3.
Posisi
ketinggian pekerjaan (pengukuran diambil nilai rata-rata)
4.
Jenis
dan lokasi proyek yang berbeda (teknis, persediaan material)
5.
Sistem
pengupahan yang berbeda (borongan kerja, upah harian)
6.
Periode
kerja yang tidak sama (minimal observasi dalam 5 tahun)
Setelah mendapatkan volume
kapasitas rata-rata pekerjaan pasangan bata, masih perlu ditentukan variabel dominan
lain yang mempengaruhi yang lebih mudah untuk diidentifikasi dan diukur secara
kuantitatif. Variabel pada pekerjaan pasangan bata untuk ketiga jenis material
terdiri dari:
1.
Ukuran
Ukuran ini menjadi variabel yang berpengaruh paling dominan pada
material bata merah dan batako karena memilki variasi ukuran yang berbeda-beda.
Makin besar ukurannya, tentu produktivitas atau hasilnya akan lebih banyak per satuan
waktu. Namun variabel ini tidak berlaku untuk bata ringan atau hebel yang
umumnya hanya dipakai satu jenis yaitu ukuran 20 cm x 60 cm.
2.
Jarak
material
Sangatlah jelas bahwa jarak material akan langsung berpengaruh terhadap
hasil pekerjaan. Material tersebut adalah bata, semen, pasir dan air kerja. Semakin
dekat jarak material dengan posisi pekerjaan akan semakin efisiensi waktu pengangkutan
dan sebaliknya.
3.
Kepadatan
atau lebar bata
Variabel ini terkait dengan waktu pemotongan ukuran bata pada bagian tepi atau untuk sisipan pada posisi tertentu. Makin padat / keras jenis bata yang sama maka makin lama waktu untuk membelah bata tersebut, demikian juga ketebalannya jika dianalogikan untuk bata ringan (hebel).
D. Analisis perhitungan
Variabel dominan untuk analisis perhitungan produktivitas terdiri dari:
1.
Ukuran
bata, yang dikategorikan menjadi 3 jenis yaitu ukuran besar (L), sedang (M) dan
kecil (S)
2.
Jarak
material, yang dikategorikan menjadi 3 jenis yaitu dekat (< 10 m), sedang
(10-20 m) dan jauh (> 20 m)
3.
Kepadatan
bata, dikategorikan menjadi 3 juga dan berbeda untuk ketiga jenis bata
Penentuan nilai persentase effisiensi
variabel pada tabel berikut ini menggunakan skala ordinal dan estimasi
berdasarkan pendekatan empiris (analogous & parametric) dari pengalaman
penulis di beberapa proyek. Validasi awal yang dilakukan adalah validasi isi (content
validation). Seiring berjalannya waktu, validasi kriteria (criterion
validation) dilakukan untuk menyesuaikan persentase effisiensi produktivitas
pada prediksi variabel tersebut.
E.
Kesimpulan
1.
Kombinasi
variabel dan kategori yang dapat terjadi pada tabel bisa mencapai 27 variasi masing-masing pada pasangan bata merah dan batako serta 9 kombinasi pada pasangan bata ringan. Mungkin saja ada beberapa variasi yang memiliki efisiensi total rata-rata
yang sama. Agar dapat menjadi acuan yang signifikan diambil nilai maksimum,
minimum dan rata-rata yang tentu saja dengan kualitas hasil pekerjaan baik dan
dapat diterima secara umum.
2.
Berdasarkan
pengalaman di lapangan sekaligus penelitian yang dilakukan penulis, kapasitas
dan produktivitas pekerjaan pasangan bata merah menduduki posisi yang paling
kecil yaitu kapasitasnya 12 m2/hari/pasang pekerja dengan efisiensi rata-rata
sekitar 82% dan menghasilkan produktivitas 9.89 m2/hari/pasang pekerja.
Sedangkan produktivitas paling tinggi adalah pasangan bata ringan / hebel
3.
Terkait
dengan kesimpulan no.1, maka menjadi logis, apabila harga satuan upah Borongan
pekerjaan dinding pasangan bata merah lebih mahal daripada penggunaan bata
jenis lainnya.
4.
Pengukuran
produktivitas dalam penelitian ini dilakukan terhadap 1 tukang batu dan 1
pembantu tukang. Dalam pelaksanaan di lapangan, jika material cukup dekat dan
lokasi pekerjaan tidak luas, maka biasanya seorang pembantu tukang dapat
melayani kebutuhan bahan bagi 2 orang tukang. Tentu saja produktivitasnya akan
bertambah lagi, meskipun tidak mencapai 2x lipat, biasanya meningkat 30%-40%.
5.
Pemilihan
variabel dan penentuan signifikansi faktor pengaruh pada pekerjaan dinding
pasangan bata, mungkin saja berbeda bagi pembaca dengan proyek sejenis atau
berbeda. Karena penelitian produktivitas terkait dengan upah pekerjaan, maka
pembaca atau praktisi dapat melakukan validasi kesesuaian terhadap upah
pekerjaan yang berlaku pada lokasi masing-masing.