Kamis, 13 Januari 2022

Kapasitas dan Produktivitas Pekerjaan Dinding Pasangan Bata

A.           Uraian Pekerjaan

            Pasangan batu bata atau kita sebut saja pasangan bata merupakan pekerjaan yang selalu terdapat dalam suatu bangunan baik bangunan rumah tinggal maupun gedung untuk kegiatan perkantoran dan komersial. Pasangan bata ibaratnya adalah daging yang membungkus semua tulang pada struktur konstruksi bangunan. Ada juga sebagian konstruksi selain bangunan yang menggunakan pasangan bata, seperti saluran, box planter, pagar dan lain-lain.

Pada kesempatan kali ini, kita fokus pada pembahasan pekerjaan pasangan bata pada bangunan rumah atau gedung untuk berbagai kegiatan saja. Material bata untuk pekerjaan dinding memiliki banyak jenis dan spesifikasinya. Namun secara umum, kita mengenal 3 kelompok besar jenis bata yang meliputi:

1.            Bata merah

          Bata merah merupakan material pembentuk dinding yang paling sering digunakan. Bahkan jenis material ini sudah digunakan sejak zaman dahulu, jauh sebelum konstruksi mengenal material semen. Disebut bata merah, karena umumnya dibuat dari tanah yang berwarna merah, meskipun juga ada yang berwarna agak putih atau warna jingga sampai agak kecoklatan. Bahan alami pembentuk bata merah adalah tanah liat yang dibentuk atau dicetak dan dilakukan pemanasan atau pembakaran.

            Bata merah memiliki berbagai jenis varian yang tergantung pada bentuk dan proses pengolahannya:

a.            Bata merah biasa atau bata merah kampung

           Pembuatan bata merah ini masih menggunakan teknik secara manual dan tradisional. Soal kekuatan tidak perlu diragukan lagi, jika teknik pembakarannya dilakukan dengan metode tradisional yang turun temurun. Bata merah ini pun merupakan jenis bahan pasangan dinding yang paling murah. Hanya saja bata merah ini memiliki ukuran dan bentuk yang kurang standar karena proses pembuatannya yang manual. Secara umum bata merah ini memiliki ukuran 20 cm x10 cm x 5.5 cm, 18 cm x 10 cm x 5 cm, dan berbagai ukuran lainnya yang lebih besar atau kecil dengan selisih yang tidak terlalu jauh. Selain masalah ukuran, kapasitas produksi juga terbatas karena proses pembakaran yang memerlukan waktu yang cukup lama.

b.            Bata merah ekspos

            Jenis bata merah ini sudah menggunakan metode dan pemakaian alat yang meskipun sederhana, namun dapat menghasilkan standar mutu dan ukuran yang baik. Tekstur permukaan bata merah ini biasanya sangat halus dan memiliki pinggiran yang rapi. Proses pembakaran umumnya telah menggunakan oven. Karena kualitasnya yang bagus, maka dinding dengan pasangan bata jenis ini seringkali tidak diplester lagi dan dibiarkan terlihat alami (ekspos). Ada juga yang sering melapisnya langsung dengan lapisan coating untuk batu alam. Ukuran bata merah expos pun bervariasi dari yang berukuran 23 cm x11.5 cm x 6 cm, 21 cm x 10 cm x 5.5 cm dan 19 cm x 9 cm x 5 cm, dengan toleransi antara 2 mm sampai dengan 6 mm.

c.            Bata merah press mesin

           Bata ini merupakan produk dari industri yang sebagian besar prosesnya menggunakan mesin. Penggunaan teknologi dan mesin ini tentu menyebabkan harga bata ini menjadi paling mahal dari varian lainnya. Namun untuk kualitas yaitu permukaan dan kekuatannya jelas yang paling baik di kelasnya. Bata merah press ini juga dapat daoat dibuat berbagai bentuk seperti halnya genteng tanah/keramik. Berbagai jenis ukuran pun tersedia dan memiliki profil atau alur pada permukaan batanya. Kelebihan lainnya adalah kapasitas produksi yang sangat besar.


Fig.1.Penggunaan bata merah untuk dinding

2.            Batako

            Batako adalah material pembentuk dinding yang dibuat dari campuran pasir dan semen. Bahkan ada jenis tertentu yang menggunakan agregat yang ukurannya lebih lesar dari pasir seperti lazimnya. Batako pun terdiri dari beberapa varian ukuran dan modelnya ada yang berlubang dan ada yang masif / padat. Batako yang ada di pasaran berukuran 38 cm x 18 cm x 8 cm, 35 cm x 16 cm x 7 cm, 30 cm x 14 cm x 7 cm dan ukuran lainnya dengan sedikit perbedaan sesuai dengan harganya. Dari kekuatannya, batako dapat dibedakan menjadi:

a.            Batako biasa, yaitu batako yang dibuat dengan cetakan manual biasa dan kebanyakan berlubang

b.            Batako masif, yaitu batako yang dibuat dengan cetakan manual biasa dan tidak berlubang

c.            Batako press, yaitu batako yang dibuat dengan cetakan mesin press dan umumnya berlubang Biaya untuk pekerjaan dinding pasangan batako paling murah dibandingkan dengan penggunaan bahan lainnya. Jika dibandingkan dengan bata merah, pekerjaan dinding yang menggunakan batako akan lebih cepat selesai.

3.            Bata ringan

            Bata ringan atau sering disebut hebel adalah bata yang terbuat dari campuran bahan semen, batu kapur, pasir silika, gypsum, bubuk aluminium dan air. Hebel memiliki ukuran yang paling besar dari semua material yang ada, yaiitu berukuran 60 cm x 20 cm dengan banyak varian ketebalan. Bahkan saat ini, ada produsen yang memproduksi hebel jumbo berukuran 40x60 (cm). Ketebalan hebel dimulai dari 7.5, 10, 12.5, 15, sampai ketebalan 20 cm.

Bata ringan atau hebel memiliki kelebihan yang paling menonjol sesuai sebutannya yaitu sangat ringan untuk volume yang sama dibandingkan material lainnya. Meskipun demikian kekuatannya juga bagus serta kedap air dan suara. Pekerjaannya sangat mudah dan cepat karena berukuran besar dan hanya menggunakan perekat semen yang ditambah cairan perekat atau zat perekat khusus yang tersedia, tanpa adukan mortar. Tentu saja dengan berbagai kelebihan yang dimiliki, bata ringan ini memiliki kelemahan yaitu harganya yang mahal.

Fig.2.Penggunaan bata ringan/ hebel  untuk dinding

B.           Standar mutu pekerjaan

            Pada suatu pekerjaan, selain faktor biaya dan kecepatan, faktor kualitas pekerjaan juga menjadi target yang tidak boleh dilupakan. Pekerjaan yang cepat dengan biaya yang murah tidak akan berarti bila kualitas pekerjaan tidak sesuai dengan harapan. Terkait dengan pekerjaan dinding pasangan bata, maka hal terpenting secara umum yang perlu dikendalikan meliputi:

1.            Keterikatan antara pasangan bata dengan struktur pada bangunan, seperti stek pada kolom struktur, balok               struktur, sloof dan kolom atau balok praktis.

2.            Pola susunan dan kuncian (interlocking) pada susunan bata

3.            Kelurusan secara horizontal dan vertikal pada pasangan bata

4.            Kerataan bidang permukaan pasangan bata (termasuk spasinya)

5.            Campuran, adukan dan kecukupan perekat pada spasi bata

C.           Faktor pengaruh produktivitas

            Dalam pekerjaan dinding yaitu pada komponen pasangan bata, sebenarnya berapa volume pekerjaan yang dapat diselesaikan oleh sepasang pekerja setiap haari selama 8 jam kerja normal? Tentu saja kita masing-masing akan memberikan jawaban yang berbeda-beda. Jawaban yang diberikan tentu berdasarkan pengamatan secara subjektif pada tukang batu dan pembantunya yang berbeda dalam proyek yang berbeda juga.Material yang dipakai bisa sama bisa tidak, termasuk jenis proyeknya. Hal inilah yang disebut dengan variabel pengaruh, yang pada dasarnya ada yang dominan dan ada juga yang kecil pengaruhnya terhadap efisiensi pekerjaan.

Jika ada variabel yang sulit untuk ditentukan determinasinya, maka perlu dilakukan penyederhanaan dengan generalisasi. Pada data kuantitatif dalam statistik, kita dapat mengambil nilai rata-rata untuk keterwakilan pengaruhnya. Berdasarkan pengambilan data lapangan yang dilakukan berulang kali dan diuji validitas kriterianya, telah diperoleh volume kapasitas rata-rata pekerjaan pasangan bata pada material yang berbeda yaitu: bata merah, bataco dan bata ringan.

Dengan menentukan nilai kapasitas rata-rata berdasarkan data statistik di lapangan, berarti variabel yang telah terwakili meliputi:

1.            Pekerja yang berbeda (keahlian, motivasi bekerja, volume hasil pekerjaan)

2.            Metode pelaksanaan pekerjaan yang berbeda (efektifitas & efisiensi)

3.            Posisi ketinggian pekerjaan (pengukuran diambil nilai rata-rata)

4.            Jenis dan lokasi proyek yang berbeda (teknis, persediaan material)

5.            Sistem pengupahan yang berbeda (borongan kerja, upah harian)

6.            Periode kerja yang tidak sama (minimal observasi dalam 5 tahun)

Setelah mendapatkan volume kapasitas rata-rata pekerjaan pasangan bata, masih perlu ditentukan variabel dominan lain yang mempengaruhi yang lebih mudah untuk diidentifikasi dan diukur secara kuantitatif. Variabel pada pekerjaan pasangan bata untuk ketiga jenis material terdiri dari:

1.            Ukuran

Ukuran ini menjadi variabel yang berpengaruh paling dominan pada material bata merah dan batako karena memilki variasi ukuran yang berbeda-beda. Makin besar ukurannya, tentu produktivitas atau hasilnya akan lebih banyak per satuan waktu. Namun variabel ini tidak berlaku untuk bata ringan atau hebel yang umumnya hanya dipakai satu jenis yaitu ukuran 20 cm x 60 cm.

2.            Jarak material

Sangatlah jelas bahwa jarak material akan langsung berpengaruh terhadap hasil pekerjaan. Material tersebut adalah bata, semen, pasir dan air kerja. Semakin dekat jarak material dengan posisi pekerjaan akan semakin efisiensi waktu pengangkutan dan sebaliknya.

3.            Kepadatan atau lebar bata

Variabel ini terkait dengan waktu pemotongan ukuran bata pada bagian tepi atau untuk sisipan pada posisi tertentu. Makin padat / keras jenis bata yang sama maka makin lama waktu untuk membelah bata tersebut, demikian juga ketebalannya jika dianalogikan untuk bata ringan (hebel).

D. Analisis perhitungan

            Variabel dominan untuk analisis perhitungan produktivitas terdiri dari:

1.            Ukuran bata, yang dikategorikan menjadi 3 jenis yaitu ukuran besar (L), sedang (M) dan             kecil (S)

2.            Jarak material, yang dikategorikan menjadi 3 jenis yaitu dekat (< 10 m), sedang (10-20 m) dan jauh (> 20 m)

3.            Kepadatan bata, dikategorikan menjadi 3 juga dan berbeda untuk ketiga jenis bata

Penentuan nilai persentase effisiensi variabel pada tabel berikut ini menggunakan skala ordinal dan estimasi berdasarkan pendekatan empiris (analogous & parametric) dari pengalaman penulis di beberapa proyek. Validasi awal yang dilakukan adalah validasi isi (content validation). Seiring berjalannya waktu, validasi kriteria (criterion validation) dilakukan untuk menyesuaikan persentase effisiensi produktivitas pada prediksi variabel tersebut.

Fig.3.Perhitungan produktivitas pekerjaan pasangan bata.

E.           Kesimpulan

1.            Kombinasi variabel dan kategori yang dapat terjadi pada tabel bisa mencapai 27 variasi masing-masing pada pasangan bata merah dan batako serta 9 kombinasi pada pasangan bata ringan. Mungkin saja ada beberapa variasi yang memiliki efisiensi total rata-rata yang sama. Agar dapat menjadi acuan yang signifikan diambil nilai maksimum, minimum dan rata-rata yang tentu saja dengan kualitas hasil pekerjaan baik dan dapat diterima secara umum.

2.            Berdasarkan pengalaman di lapangan sekaligus penelitian yang dilakukan penulis, kapasitas dan produktivitas pekerjaan pasangan bata merah menduduki posisi yang paling kecil yaitu kapasitasnya 12 m2/hari/pasang pekerja dengan efisiensi rata-rata sekitar 82% dan menghasilkan produktivitas 9.89 m2/hari/pasang pekerja. Sedangkan produktivitas paling tinggi adalah pasangan bata ringan / hebel

3.            Terkait dengan kesimpulan no.1, maka menjadi logis, apabila harga satuan upah Borongan pekerjaan dinding pasangan bata merah lebih mahal daripada penggunaan bata jenis lainnya.

4.            Pengukuran produktivitas dalam penelitian ini dilakukan terhadap 1 tukang batu dan 1 pembantu tukang. Dalam pelaksanaan di lapangan, jika material cukup dekat dan lokasi pekerjaan tidak luas, maka biasanya seorang pembantu tukang dapat melayani kebutuhan bahan bagi 2 orang tukang. Tentu saja produktivitasnya akan bertambah lagi, meskipun tidak mencapai 2x lipat, biasanya meningkat 30%-40%.

5.            Pemilihan variabel dan penentuan signifikansi faktor pengaruh pada pekerjaan dinding pasangan bata, mungkin saja berbeda bagi pembaca dengan proyek sejenis atau berbeda. Karena penelitian produktivitas terkait dengan upah pekerjaan, maka pembaca atau praktisi dapat melakukan validasi kesesuaian terhadap upah pekerjaan yang berlaku pada lokasi masing-masing.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar