Kamis, 30 Desember 2021

Apa yang Perlu Dilakukan Saat Peninjauan Lokasi pada Proyek Baru?

        Pada saat mendapatkan proyek baru, kita tentu akan merasa senang dan berusaha untuk melakukan semua hal dengan baik. Kita berharap agar semua target dan perencanaan yang telah dilakukan akan berjalan dengan lancar. Namun harapan seperti itu memerlukan upaya yang tidak sedikit untuk mencapai perencanaan yang matang, terutama pada proyek berskala besar. Oleh sebab itu ada beberapa langkah awal yang lazim dilakukan para praktisi proyek konstruksi yang akan kita bahas.

        Survei atau peninjauan lokasi sudah pasti menjadi hal pertama yang dilakukan. Namun peninjauan lokasi ini tidak hanya terbatas pada kunjungan seremonial saja. Banyak hal yang mesti kita perhatikan dengan baik sebagai masukan untuk tahap perencanaan konstruksi dan identifikasi awal terhadap permasalahan proyek yang berpotensi akan terjadi. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melakukan peninjauan lokasi.

Observasi lokasi secara umum

1.  Jalan akses dalam dan luar lokasi

Jalan akses menjadi hal yang sangat penting pada awal pelaksanaan proyek. Bukan hanya yang berada di dalam lokasi proyek saja, tapi juga ketersediaan jalan akses dari luar menuju lokasi proyek.

2.  Kondisi lalu lintas menuju lokasi proyek

Pemantauan terhadap kondisi lalu lintas untuk perencanaan transportasi material dan jadwal mobilisasi alat berat (jika diperlukan)

3.  Pengamatan situasi lokasi

Pengamatan umum ini terkait ada tidaknya bangunan atau konstruksi eksisting yang perlu dibongkar. Apakah area lahan yang perlu dibersihkan atau tidak? Apakah ada pohon penghijauan dan tiang listrik atau telepon yang berada pada jalan pintu masuk?


                       Fig.1 (a & b). Peninjauan lokasi pada lahan proyek baru

Survei lingkungan di sekitar lokasi proyek

1.  Bangunan dan konstruksi di sekitar lokasi proyek

Untuk menghindari dampak proyek yang signifikan, maka kita perlu mengamati kondisi bangunan atau konstruksi eksisting yang ada. Dokumentasi berupa foto dan video sangat penting sebagai pertimbangan pada perencanaan jenis pondasi dan peralatan apa yang sesuai untuk diterapkan di lokasi.

2.  Infrastruktur dan fasilitas dalam wilayah proyek

Ketersediaan jaringan listrik, air, telekomunikasi dan internet menjadi hal yang penting bagi pelaksanaan proyek, termasuk kedekatan dengan fasilitas publik. Jarak batching plant dan supplier utama yang dekat lokasi proyek akan mendukung efisiensi pengadaan material.

3.  Kegiatan masyarakat pada lingkungan area proyek

Berikutnya yang penting untuk diketahui adalah aspek sosial seperti keberadaan tempat ibadah, cagar budaya dan pusat perekonomian. Untuk memelihara interaksi dan penerimaan yang positif, maka proyek perlu menyesuaikan kegiatannya sehingga tidak mengganggu kegiatan ibadah dan tidak melanggar budaya setempat. Kegiatan transaksi berupa kebutuhan sehari-hari para pekerja pun dapat difasilitasi di area sekitar proyek, sehingga memberi manfaat ekonomis bagi masyarakat sekitar lokasi proyek.

                           

    

Fig.2 (a & b). Lingkungan sekitar proyek

Tinjauan teknis tahap awal

1.  Sistem drainase

Dalam peninjauan lokasi, perlu diperhatikan posisi saluran air atau sungai yang terdekat di sekitar lokasi proyek yang berguna untuk perencanaan drainase.

2.  Kontur tanah

Perkiraan level lahan proyek dengan akses jalan eksisting sebaiknya diketahui, meskipun belum perlu dilakukan pengukuran (tahap berikutnya). Variasi kontur tanah dalam lokasi akan berguna sebagai perkiraan awal level nol bangunan.

3.  Struktur tanah

Untuk mengetahui struktur tanah secara akurat tentu harus melalui penelitian tanah (soil investigation). Namun tidak ada salahnya melakukan pengamatan visual terlebih dahulu di lokasi proyek. Dari pengamatan visual, kita melakukan identifikasi umum, seperti apakah tanah di lokasi termasuk tanah rawa, gambut, lempung, batu atau tanah berpasir Termasuk juga informasi tentang lahan termasuk tanah asli atau tanah timbun.

  

     

Fig.3 (a & b). Tampak visual struktur tanah

Informasi eksternal

Suatu hal yang sangat menguntungkan, apabila dapat berinteraksi dengan masyarakat atau dengan orang yang pernah mengerjakan proyek di sekitar lokasi. Mungkin dari beberapa orang tersebut, bisa diperoleh informasi tambahan baik yang bersifat teknis maupun nonteknis.

Pada saat melakukan peninjauan lokasi, barangkali tidak semua informasi kita dapatkan sekaligus dan bisa saja lebih dari sekali kunjungan. Jika proyek yang dikerjakan hanya proyek kecil, data yang diperlukan pada saat survei juga tidak terlalu banyak. Bila kita sudah mendapatkan data yang cukup valid, maka selanjutnya memasuki tahap perencanaan proyek yang akan dibahas pada tulisan berikutnya. Dengan data awal peninjauan lokasi, maka perencanaan proyek akan dapat dilakukan lebih mudah dan lebih efektif.

Minggu, 26 Desember 2021

Kajian 13 Faktor Penyebab Utama Keterlambatan pada Proyek Konstruksi

        Keterlambatan pekerjaan dan penyelesaian proyek merupakan kendala yang paling sering dihadapi oleh berbagai pihak pada suatu proyek konstruksi. Satu atau beberapa pekerjaan yang terlambat secara parsial dapat mempengaruhi serah terima konstruksi secara global. Keterkaitan berbagai jenis pekerjaan biasanya ditunjukkan dalam network diagram PDM (Precedence Diagram Method) atau CPM (Critical Path Method) yang telah dibuat pada tiap proyek.

Gambar 1.Keterkaitan aktivitas proyek dalam PDM

    Sebagai kontraktor dan pihak yang terkait dengan kepentingan jadwal penyelesaian proyek, seringkali kita tidak bisa tidur nyenyak. Pemikiran tentang biaya operasional yang pasti meningkat, jadwal peresmian bangunan atau konstruksi yang tertunda dan penalti baik yang menimpa kontraktor maupun pemilik bisnis adalah contoh masalah yang akan dihadapi sebagai konsekwensinya. Keterlambatan proyek pasti pernah dialami oleh semua pelaku usaha di bidang proyek konstruksi. Ada yang mungkin sekali dua kali, bahkan ada yang berulang kali. Persentase keterlambatan proyek bisa bervariasi dari yang kecil sampai besar dan akan terbaca dari kurva S pekerjaan.

Gambar 2. Kurva S pelaksanaan kegiatan proyek

    Mengapa keterlambatan proyek bisa terjadi atau bahkan sering terjadi dan berulang-ulang? Penanganan suatu proyek konstruksi tidaklah sederhana seperti proyek pada sektor lain. Penggunaan sumber daya yang masif dari dana, tenaga kerja, material, peralatan dan metode merupakan unsur utama yang mempengaruhi berhasil atau tidaknya pencapaian target suatu proyek. Setiap unsur tersebut memiliki permasalahan kritikal yang mesti ditangani dengan tepat. Berdasarkan pengalaman berbagai pihak dan pada beragam jenis proyek, dapat disimpulkan bahwa ada 13 faktor dominan yang mempengaruhi keterlambatan suatu proyek konstruksi. Semua faktor tersebut tentu saja merupakan kontribusi dari berbagai permasalahan dari unsur utama yang telah disebutkan. 

    Berikut ini adalah ketiga belas faktor tersebut, tanpa memperhatikan urutan signifikansi pengaruhnya:

1.  Jumlah tenaga kerja yang tidak mencukupi. Hal ini biasanya terjadi akibat:

a.    Perhitungan dan alokasi kebutuhan pekerja konstruksi yang kurang sesuai

b.    Perekrutan tenaga kerja yang menyimpang waktunya dari jadwal yang ditentukan

c.    Tidak tersedianya tenaga kerja yang dibutuhkan (terlalu banyak proyek atau terlalu lama vakum)

2.  Produktivitas pekerja konstruksi yang rendah, penyebabnya bervariasi:

a.    Tenaga kerja yang digunakan memilki kemampuan yang kurang

b.    Keahlian atau ketrampilan tenaga kerja di lapangan tidak sesuai dengan bidangnya.

c.    Keluar masuk pekerja yang sering terjadi (turn over yang tinggi)

3.  Kekosongan material di lokasi pekerjaan

a.    Permintaan material yang tidak terjadwal dari pelaksana

b.    Perhitungan kebutuhan material yang tidak akurat

c.    Kesalahan pengiriman material (jenis dan spesifikasi)

4.  Keterlambatan kedatangan material di lapangan

a.    Keterlambatan pembelian (dari pihak purchasing atau proses persetujuan)

b.    Adanya kendala dari pihak supplier sendiri (transportasi, jadwal kiriman bentrok)

c.    Permasalahan distribusi atau produksi terkait ketersediaan barang di produsen

5.  Keterlambatan pembayaran pada proyek

Masalah keterlambatan pembayaran ini bisa terjadi pada beberapa pihak dengan tingkat dampak yang berbeda:

a.    Pembayaran kontraktor ke pekerja (pekerjaan bisa terhenti)

b.    Pembayaran dari pemilik proyek ke kontraktor (progres melambat/slowdown)

c.    Pembayaran kontraktor ke supplier (pengiriman material tertunda)

6.  Peralatan kerja yang tidak memadai

a.    Jumlah peralatan kerja tidak sebanding dengan jumlah pekerja

b.    Kapasitas peralatan tidak sesuai dengan volume pekerjaan

7.  Penggunaan mesin yang tidak efektif dalam pekerjaan

a.    Jenis mesin yang digunakan tidak sesuai untuk pekerjaan yang dilakukan

b.    Kondisi mesin bermasalah dan sering mengalami kerusakan

8.  Metode pelaksanaan pekerjaan yang tidak efisien

a.    Adanya kendala teknis pada pelaksanaan suatu pekerjaan

b.    Pelaksana proyek memiliki kompetensi yang minim atau tidak sesuai bidangnya

c.    Pelaksana tidak memiliki pengalaman pada suatu pekerjaan khusus tertentu

9.  Permasalahan desain konstruksi  

    a.  Ketidaklengkapan atau kesalahan gambar konstruksi

    b.  Perubahan rancangan atas permintaan pemilik proyek

    c.  Desain konstruksi tidak dapat diaplikasikan dan harus ada sinkronisasi

10.  Intensitas perbaikan pekerjaan yang tinggi

    a.    Pengawasan pelaksanaan pekerjaan yang kurang

    b.    Kesalahan gambar kerja (desain awal atau penafsiran ke gambar konstruksi)

11.  Sistem pengelolaan proyek yang kurang profesional

    a.    Komunikasi dan koordinasi yang tidak lancar (internal/eksternal)

    b.    Analisis dan pengendalian kinerja yang lemah pada proyek

    c.    Pengambilan keputusan yang lambat oleh pihak terkait yang berwenang

12.  Aspek iklim, lingkungan dan sosial

    a.    Hambatan geografis lokasi proyek dan kondisi cuaca

    b.    Kendala aksesibilitas dan masalah keamanan lokasi proyek

    c.    Tingkat penerimaan masyarakat terdampak proyek yang kurang baik

13.  Insiden kecelakaan kerja di lokasi proyek

    a.    Tidak adanya penerapan mitigasi K3

    b.    Faktor psikologis pekerja yang menyebabkan penurunan efisiensi sesaat

    c.    Pekerjaan terhenti cukup lama

Wah, kalau harus memperhatikan semua faktor di atas, sudah pastilah banyak proyek akan terlambat, ya? Eh, jangan pesimis dulu, Rekan-rekan. Tidak semua proyek memiliki permasalahan yang sama, kalaupun ada yang sama, intensitas dan kompleksitasnya pun akan berbeda-beda. Ingatlah apa yang sering dikatakan oleh para pakar, bahwa proyek itu bersifat unik. Ke-13 faktor di atas tidak semuanya akan muncul pada proyek di tempat Anda bekerja. Namun beberapa di antaranya pasti pernah dialami dan beberapa faktor lainnya mungkin belum terjadi. Dengan mengetahui ke-13 faktor yang merupakan pengalaman dari banyak praktisi, maka kita akan dapat mempersiapkan diri untuk mengantisipasi keterlambatan pada proyek konstruksi.

Apakah kita harus menghilangkan semua faktor atau akar permasalahan tersebut agar proyek berjalan tepat waktu? Tentu saja agak mustahil bila mengharapkan kondisi yang ideal seperti itu. Tapi paling tidak, kita mesti mencegah atau mengurangi akibat yang akan terjadi. Ikuti saja hukum Pareto, dengan fokus pada beberapa faktor dominan yang telah atau berpotensi akan terjadi di proyek. Selanjutnya, kita mencari akar permasalahan dan solusinya melalui konsultasi serta diskusi dengan para pemangku kepentingan yang terkait. Bila sudah ditemukan solusinya dan diterapkan, maka diharapkan agar beberapa pekerjaan yang terlambat dapat dikejar kembali, sehingga secara keseluruhan akan mengurangi atau bahkan menghilangkan resiko keterlambatan proyek konstruksi.

Rabu, 22 Desember 2021

Inilah 21 Istilah dalam Proyek Konstruksi yang Berasal dari Bahasa Asing

      Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang mudah dipelajari baik dari segi pengucapan maupun penulisannya. Tata bahasa yang sederhana dan perbendaharaan kata yang kaya dalam bahasa Indonesia sangat mendukung perkembangan berbagai ilmu pengetahuan. Penggunaan istilah pada sektor konstruksi, yang terkait erat dengan bidang teknik sipil dan arsitektur, juga berkembang semakin pesat.

Perkembangan suatu bahasa, tidak akan terlepas dari pengaruh budaya bahasa lain di sekitarnya serta akan selalu menyesuaikan dengan kemajuan pengetahuan dan teknologi. Kosa kata bahasa Indonesia yang terkait dengan bidang teknik sipil dan arsitektur cukup banyak ditemukan dalam kegiatan proyek konstruksi. Meskipun begitu, pada saat ini masih terdapat banyak kata serapan dari bahasa asing, terutama Bahasa Inggris dan bahasa daerah baik secara adopsi maupun adaptasi.

Kata kontruksi di berbagai negara

Kita pasti sering mendengar kata “beton” dalam kehidupan sehari-hari dan ternyata istilah ini merupakan kata serapan dari bahasa Belanda. Bagaimana dengan “voute”? Begitu membaca atau mendengarnya saja, semua akan menyimpulkan istilah itu berasal dari bahasa asing. Berikut ini merupakan contoh istilah atau kata serapan dalam bahasa asing selain dari Bahasa Inggris.

1.        aanwijzing (Belanda)

Kata aanwijzing berarti petunjuk atau informasi.  Istilah ini cukup populer dalam tender atau lelang proyek, yang merupakan tahapan untuk klarifikasi kejelasan dokumen dan pelaksanaan suatu pekerjaan antara kontraktor dan perwakilan atau pemberi pekerjaan.

2.        balk (Belanda)

Balk artinya balok yaitu suatu material yang dibentuk segi empat memanjang (kayu, beton, baja). Dari pelafalannya, balok merupakan kata serapan adaptasi (ada perubahan huruf).

3.        beugel (Belanda)

Beugel atau sengkang dalam konstruksi diartikan sebagai potongan besi yang dibentuk menjadi segi empat atau lingkaran (sering disebut ring atau cincin di lapangan) untuk mengikat besi utama/memanjang.

4.        bestek (Belanda)

Bestek berasal dari kata “bestekken”, yang artinya spesifikasi yaitu ketentuan teknis dalam pengadaan material atau pelaksanaan pekerjaan

5.        beton (Belanda)

Beton yang sering kita sebut sehari-hari adalah kata serapan adopsi yang diartikan sebagai campuran semen, pasir dan koral dengan air dalam persentase tertentu.

6.        bouwheer (Belanda)

Bouwheer artinya pemilik bangunan

7.        bouwplank (Belanda)

Bouwplank artinya papan bangunan untuk setting awal konstruksi

8.        buis (Belanda)

Buis adalah saluran atau kanal yang berbentuk tabung atau pipa untuk mengalirkan air atau fluida dari satu tempat ke tempat lainnya.

9.        cremona (Italia)

Cremona adalah istilah model rangka batang yang dipakai sebagai balok bentangan panjang pada jembatan, namun sekarang lebih banyak diaplikasikan pada rangka atap baja ringan. Istilah cremona awalnya dipakai untuk menamai metode perhitungan grafis pada rangka batang (trussbeam), yang dikembangkan ahli matematika Italia yang bernama Luigi Cremona.

10.    duiker (Belanda)

Duiker atau disebut juga deker adalah gorong-gorong yang berukuran besar sebagai penghubung jalan yang dilalui saluran terbuka atau sungai

11.    façade (Perancis)

Façade atau sering disebut fasad adalah tampak depan/muka suatu bangunan

12.    fascia (Italia)

Fascia secara harfiah artinya pita atau ban. Istilah ini dipakai oleh bagian atap yang berfungsi sebagai lisplank pada bangunan struktur baja beratap spandek.

13.    keet (Belanda)

Keet secara harfiah artinya gubuk. Pada lokasi proyek, biasanya terdapat direksi keet, yaitu kantor kerja untuk kepala proyek dan tim pelaksana lapangan.

14.    mezzanine (Italia)

Berasal dari kata “mezzano” yang berarti tengah. Mezzanine merupakan ruang atau lantai tambahan yang berada di tengah antara suatu lantai dan lantai di atasnya yang memiliki jarak yang cukup tinggi

15.    ornamen (Latin)

Berasal dari kata “ornare” yang berarti menghias. Ornamen adalah elemen tambahan pada konstruksi sebagai variasi bentuk untuk memperindah tampilan fisik .

16.    parapet (Italia)

Parapet adalah dinding rendah penahan/pengaman pada lantai atap beton dan jembatan.

17.    steiger (Belanda)

yaitu perancah atau bangunan platform yang berfungsi sebagai pijakan sementara untuk melakukan suatu pekerjaan. Steiger dapat berupa scaffolding, rangkaian pipa modular atau konstruksi kayu dan bambu.

18.    termijn (Belanda)

Termijn atau termin adalah tahapan pembayaran pada suatu pekerjaan saat mencapai progres tertentu yang telah disepakati dalam kontrak

19.    teras (Yunani)

Berasal dari kata “terrace” yang secara harfiah artinya bumi. Teras dalam bidang arsitektur adalah area atau ruang terbuka yang bersifat komunal sebagai ruang peralihan dari luar ke dalam bangunan. Teras bisa dibuat pada lantai dasar dan juga pada lantai atap.

20.    trottoir (Perancis)

Trottoir yang dalam bahasa Indonesia disebut trotoar adalah jalur pejalan kaki yang lebih tinggi dari permukaan jalan dan biasanya memakai kanstin sebagai tepinya.

21.    voute (Perancis)

Voute secara harfiah adalah bentuk kubah. Dalam konstruksi, voute adalah perbesaran struktur pada pertemuan antara kolom dan beberapa balok yang berbeda dimensinya.

Nah, demikianlah istilah proyek konstruksi yang merupakan kata serapan dari bahasa asing (selain Bahasa Inggris) yang telah dijabarkan dan tentunya tidak hanya terbatas pada sejumlah ini saja. Semakin banyak pengetahuan kita terhadap istilah dalam bidang proyek konstruksi, maka akan semakin meningkatkan wawasan pembelajaran dan kelancaran komunikasi dalam kegiatan pekerjaan proyek. Pada kesempatan lain, penulisan ini akan berlanjut dengan topik bahasan yang berbeda lagi. Semangat bekerja dan selamat berkarya.

Selasa, 21 Desember 2021

Preface

 Blog ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi untuk para pembaca yang sedang meraih cita-cita di bangku kuliah dan juga informasi bagi para kolega yang berkecimpung di dalam bidang rekayasa atau teknik sipil. Berbagai ulasan dan teori terkait teknik sipil dari berbagai sumber telah menjadi inspirasi dan jiwa dari blog ini.

 Tulisan-tulisan yang tersaji ini juga akan bercerita kembali tentang perjalanan praktis penulis dalam dunia proyek konstruksi. Semua gambar ilustrasi dan foto merupakan karya atau dokumentasi penulis sendiri. Penulis ingin berbagi pengalaman sambil mengingat dan bertukar pikiran dengan sesama rekan yang telah berjuang dalam keringat. Semoga bermanfaat dan selalu bersemangat.


  

Salam Rekasipil