Selasa, 04 Januari 2022

Panduan Praktis Kegiatan Survei dan Pengukuran pada Proyek Bangunan

Pemeriksaan dan pengukuran lahan  

Pada saat peninjauan lokasi, tentunya kita hanya akan mendapatkan informasi dan data mentah yang perlu diolah kembali. Terlebih lagi bila data tersebut bersifat teknis. Nah, untuk itulah diperlukan pemeriksaan untuk mendapatkan data kuantitatif yang lebih terperinci dan valid. Data tersebut dapat diperoleh dari kegiatan pemeriksaan dan pengukuran lahan yang dilakukan oleh surveyor dengan menggunakan teodolit (theodolite).

Lalu apa yang akan dilkerjakan dalam kegiatan pemeriksaan dan pengukuran lahan? Dengan data koordinat, maka kita akan mengukur kembali poligon lahan yang merupakan batas lokasi proyek. Bukankah jauh sebelumnya sudah ada pengukuran dari instansi terkait yaitu Badan Pertanahan Nasional (BPN)? Memang benar sebelumnya sudah dilakukan pengukuran, namun bisa saja setelah itu  terjadi pergeseran patok baik yang disengaja maupun tidak disengaja atau oleh kondisi alam dan lingkungan.

Bila terjadi perubahan atau ketidaksesuaian dari hasil pemeriksaan dan pengukuran, maka kita wajib berkoordinasi kembali dengan BPN dan tidak boleh memutuskan sepihak untuk menggeser patok. Pemeriksaan manual secara langsung di lokasi dengan penarikan meteran juga dilakukan terhadap jarak antar titik poligon, untuk menyesuaikan jarak teoritis berdasarkan koordinat serta ukuran yang tertera pada teodolit.   


   

                                                          Fig. 1.(a & b). Pemeriksaan dan pengukuran lahan

Penetapan level referensi

Setelah permasalahan poligon lahan telah sesuai, kemudian akan dilakukan pengukuran level lahan. Seberapa banyak titik yang harus diukur, itu tergantung pada kontur tanah eksisting. Titik yang diambil harus mewakili level tanah berdasarkan grid atau lajur lahan di sekitarnya. Saluran yang ada juga mesti diukur kedalamannya. Namun jika berbentuk sungai bisa diperkirakan berapa kedalamannya tanpa harus menggunakan alat (jika tidak diperlukan data detail).

Level acuan atau referensi yang digunakan untuk sinkronisasi seluruh titik yang diukur perlu ditentukan dan dibuat. Patok poligon sebelumya juga harus dipermanenkan berupa patok beton yang ditanam cukup dalam di bawah permukaan tanah dan sekaligus dimanfaatkan sebagai level referensi. Pembuatan level referensi dilakukan pada beberapa titik tersebar sebagai cadangan bila hilang nanti dan dapat digunakan untuk pemeriksaan silang (cross check). Hal ini juga penting untuk efisiensi, untuk proyek dengan lahan yang sangat luas.


 Fig.2 (a & b). Survei saluran dan patok

Pengolahan data dan analisis   

            Data hasil pengukuran level dan jarak antar poligon dari surveyor, dapat digunakan untuk bahan analisis volume potong dan timbun tanah dalam satu lokasi. Analisis ini, jika memungkinkan, harus dioptimalkan agar tidak ada tanah yang dimasukkan atau dikeluarkan dari lokasi proyek. Data pengukuran ini juga dapat digunakan olen bagian desain atau konsultan / arsitek yang ditunjuk untuk melakukan perancangan konstruksi.

Selanjutnya pihak desain akan menentukan level 0 (nol) bangunan sebagai acuan level bangunan tingkat di atasnya. Penentuan titik 0 bangunan berdasarkan kondisi lahan yang telah matang termasuk pengupasan lahan. Jika telah selesai proses desainnya, maka gambar tersebut akan siap untuk dieksekusi pada saat proses pembangunan.

Pengukuran bowplank

            Tugas berikutnya dari surveyor adalah melakukan pengukuran bowplank yang telah dibuat di lokasi berdasarkan gambar denah pondasi dari pihak desain. Desain pondasi ini ditentukan setelah pekerjaan penyelidikan tanah dalam kegiatan berbeda pada tulisan lain dan pematangan lahan telah selesai. Para pekerja membuat ukuran bowplank berdasarkan ukuran pendekatan sesuai jarak pada gambar kerja. Bowplank harus dibuat selevel dengan ketinggian sekitar 0.60 m sampai 1.00 m dan sebaiknya dimulai dari kontur tanah yang lebih tinggi. Bila kontur tanah berbeda level cukup jauh, maka harus dibuat bowplank bertingkat dengan pinjaman level bowplank sebelumnya.


         

Fig.3 (a & b). Pembuatan bowplank

Surveyor akan melakukan pengukuran dengan teodolit untuk menentukan titik as pondasi bangunan. Kemudian dilanjutkan dengan penentuan titik nol bangunan berdasarkan gambar desain dan menyesuaikan dengan level referensi. Titik nol bangunan akan disinkronkan pada level bowplank, sehingga nilai level bowplank dapat ditentukan. 

Pada kasus jika hasil analisis perhitungan struktur berdasarkan data penyelidikan tanah mesti menggunakan pondasi dalam seperti tiang pancang, maka pekerjaan bowplank dilanjutkan setelah pekerjaan tiang pancang selesai. Surveyor akan menentukan titik dan posisi pemancangan di lokasi terlebih dahulu. Setelah selesai baru dilanjutkan dengan pekerjaan bowplank dan penentuan as pilecap serta kolom dan kegiatan tahap konstruksi dapat dilanjutkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar